6 Pertanyaan Penting Mengenai Osteoporosis

Anda para wanita baik berusia muda belia ataupun berusia paruh baya semuanya dapat terkena keropos tulang atau osteoporosis. Nah untuk lebih paham tentang penanganan osteoporosis, berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang kerap diajukan oleh mereka yang terindikasi terkena penyakit tersebut :
osteoporosis
Osteoporosis


1. Bagaimana memilih suplemen yang tepat?
Ada begitu banyak jenis yang berbeda-beda! Pilihan terbaik untuk Anda adalah sitrat kalsium atau karbonat ka1sium.Jika Anda punya riwayat batu ginjal, konsumsilah sitrat kalsium; asam sitrat yang menghalangi pembentukan batu. Agar lebih yakin, pilihlah suplemen yang juga mengandung vitamin D, yang penting untuk memproses kalsium dalam tubuh Anda, dan magnesium komponen pembentuk tulang yang lain. Tapi ini semua tidak perlu jika Anda sudah mendapatkan bahan-bahan ini dari makanan Anda. Atau untuk mendapatkan vitamin D, Anda keluar rumah selama 15 menit per hari untuk mendapatkan sinar matahari. (Di belahan bumi bagian utara, Anda mungkin tidak cukup mendapatkan cahaya matahari di bulan-bulan musim dingin, dan Anda perlu mengonsumsi makanan atau vitamin yang memenuhi kebutuhan ini). Jika Anda mengonsumsi lebih dari satu dosis suplemen kalsium per hari, beri jarak konsumsi pil sedikitnya beberapa jam. Tubuh Anda hanya dapat menyerap sekitar 500 mg kalsium pada satu waktu. Bisa juga Anda memberi suplemen yang mengandung 500mg/pil.

2. Apakah lebih baik mendapatkan kalsium dari makanan dibanding dari suplemen?
Belum ada bukti nyata tentang hal ini. Bagaimana pun, penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mendapat banyak kalsium dari makanan, makan makanan yang lebih sehat secara keseluruhan. Artinya, Anda akan mengonsumsi komponen lain dalam makanan yang menjaga tulang tetap kuat, kata Robert P. Heaney, MD, professor medis dari Creighton University School of Medicine di Omaha, Nebraska. Kandungan yang terdapat dalam susu dan ikan, misalnya, memberikan Anda vitamin D; kacang dan padi juga sumber terbaik untuk kalsium.

3. Apakah saya mendapat kalsium dari susu yang tidak mengandung lemak?
Sebenarnya Anda mendapat lebih banyak kalsium jika mengonsumsi susu jenis ini. Saat lemak dihilangkan selama proses pembuatan, ia digantikan dengan elemen nonlemak lain yang lebih banyak, termasuk kalsium. Perbedaan kalsium yang didapat dari susu yang mengandung dan tidak mengandung lemak kecil saja, namun berita baiknya mengonsumsi susu rendah lemak adalah salah satu cara termudah menghilangkan unsur lemak dalam makanan Anda.

4. Mungkinkah mengonsumsi terlalu banyak kalsium?
Mengonsumsi kalsium secara rutin sebanyak 2.000 mg/hari akan berisiko bagi Anda, menyebabkan Anda terserang batu ginjal (bukan sembelit), kata Dr Bonnick. Tak mungkin juga memperoleh terlalu banyak kalsium dari makanan yang Anda konsumsi sehari-hari. Tapi jika Anda mengonsumsi suplemen dan memakan banyak makanan yang mengandung kalsium, Anda akan mudah mendapat kalsium 2.000 mg sehari.

5. Adakah makanan lain yang sebaiknya saya konsumsi dan yang sebaiknya saya hindari?
Penelitian baru-baru ini menemukan, wanita yang mengonsumsi banyak buah dan sayur punya tulang yang lebih kuat. Meski makanan ini tidak mengandung banyak kalsium, bisa jadi wanita yang mengenyangkan perutnya dengan makanan ini mengonsumsi lebih sedikit makanan lain yang dapat melenyapkan simpanan kalsium. Makanan ringan kemasan dan makanan siap saji, misalnya. Makanan jenis ini umumnya dipenuhi dengan sodium, yang menarik kalsium keluar dari tulang Anda.Juga perhatikan konsumsi protein Anda; konsumsi protein yang terlalu banyak juga membuat Anda kehilangan kalsium, jelas Felicia Cosman MD, professor medis sejawat dari Columbia University dan direktur klinis untuk Nasional Osteoporosis Foundation. Dan penelitian juga menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi minuman keras, yang punya dampak merusak terhadap saluran pencernaan dan hati, dapat mencegah tubuh menggunakan kalsium dengan benar.

6. Dapatkah saya mengetahui apakah saya menderita osteoporosis atau memiliki kecenderungan untuk itu?
Mintalah dokter Anda melakukan tes kandungan mineral dalam tulang Anda, biasanya dengan menggunakan sinar X untuk mengukur jumlah tulang (biasanya di tulang belakang dan pinggul). Meski tak ada organisasi resmi yang menyarankan screening rutin hingga Anda berusia 65 tahun, banyak dokter yakin wanita sebaiknya dites saat memasuki masa menopause atau lebih awal, khususnya jika mereka punya faktor lain yang berisiko. “Dan sulit menemukan wanita yang tidak memiliki sedikitnya satu faktor risiko”, kata Dr Bonnick. Tergantung pada hasil tes dan usia Anda, dokter Anda akan menyarankan pengobatan atau terapi pengganti hormon, yang mengurangi risiko keretakan dan menghentikan hilangnya tulang.

Artikel Terkait :

Written by : muhammad hakum ~Tips & Cara

Blog, Updated at: 9:57 AM